Bima, NAYADA INDO - Ntumbu
tuta atau dalam bahasa indonesia yang berarti adu kepala, merupakan
salah satu kesenian yang dimiliki oleh suku mbojo (sebutan untuk Suku
Asli Bima - Nusa Tenggara Barat ) kini sudah mulai terlupakan oleh
masyarakat bima pada zaman sekarang, di karenakan pemuda - pemuda pada
zaman ini lebih memilih untuk mengikuti dan berkiblat pada kebudayaan
orang - orang barat yang dominan dengan kebebasannya, sehingga sedikit
demi sedikit kesenian sendiri mulai terkikis dan memudar,
Namun
dapat dkatakan bahwa tidak semua masyarakat bima acuh terhadap kesenian
yang telah mula memudar tersebut, Masih banyak ternyata pemuda - pemuda
bima yang perduli dengan kelestarian budaya bima, sehingga dengan
segala usaha dan upaya yang seala kadarnya mereka membuat suatu event
atau acara dengan bertujuan untuk mmunculkan kembali kebudayaan yang
hampir hilang tersebut.
APA ITU NTUMBU TUTA ?
Ntumbu
Tuta merupakan sebuah tarian yang berasal dari daerah Wawo, tepatnya di
desa Maria Kecamatan Wawo Kabupaten Bima - NTB. Tarian ini hanya dapat
di lakukan oleh keturunan - keturunan dari nenk moyang mereka yang
dahulunya memang menjadi penari Adu Kepala ( Ntumbu Tuta ), pada zaman
dahulu tarian tersebut di tarikan oleh kaum perempuan saja, akan tetapi
tradisi itu sudah berganti semenjak islam mulai masuk di daerah bima dan
sekarang tarian ntumbu tuta hanya di lakukan oleh para kaum Adam.
gerakan
yang ada di dalam tarian tersebut menyerupai gerakan pencak silat (
ilmu bela diri khas indonesia ) dengan diiringi alat musi yang berupa 1
Gong, 2 Gendang dan 1 alat musik Tiup khas Bima ( Serunai ). ketika
musik mulai dimainkan sang guru memberi salam penghormatan kepada sang
pencipta dengan gerakan tarian, lalu kemudian memanggil para penari
untuk mulai menari, saat para penari mendapatkan aba - aba dari sang
guru, maka para penari akan mulai berlari sekencang - kencangnya untuk
mengadu kepalanya dengan penari lain yang memang sudah bersiap menerima
hantaman kepala dari penari lain.
jika
sang penari sudah di berikan aba - aba oleh si guru dan penari tersebut
tidak mengadu kepalanya dengan penari lain, maka sang penari tersebut
akan merasa kesakitan di bagian kepala, sehingga dia akan mencari benda
yang keras untuk di adu dengan kepalanya. dan anehnya lagi kepala mereka
tidak pernah mengeluarkan darah slama melakukan pertunjukan tersebut.
tentu saja sebelum melakukan tarian yang berbahaya itu para penari sudah
melakukan sebuah ritual terlebih dahulu, yaitu meminum air putih yang
sudah di bacakan mantra oleh sang guru yang bertujuan untuk memberikan
kekebalan tubuh.
By : Anggi Kusuma putra (AKP)
bang anggi mantap bang..
ReplyDeletembojo mana bang
Kobi tw
ReplyDelete